Langsung ke konten utama

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2)The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey
My rating: 4 of 5 stars

Sinopsis:

Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi?
Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka.


Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama.
Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru,
dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia.

Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat:
antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian The 5th Wave - Gelombang 5 telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sama pada tahun 2016. Diperankan oleh Chloe Grace Moretz sebagai Cassie Sulliann, Nick Robinson menjadi Ben Parish/Zombie, Alex Roe sebagai Evan Walker. Oh, Evan. #TeamEvan  

Waktu itu sih suka saja dengan filmnya. Kurang lebih sama dengan cerita di buku pertama. Goodreads buku pertama https://www.goodreads.com/review/show/1664704514?book_show_action=false&from_review_page=1 

Di buku #TeamEvan dan di film juga #TeamEvan. *promosi xD9

                                       

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi lebih tipis sedikit dibandingkan The 5th Wave - Gelombang 5. 400 halaman vs 574 halaman. Namun banyak metafora yang terdapat dalam buku ini. Bisa dibilang kalau The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi membutuhkan kesabaran untuk membacanya. Hanya pembaca yang sabar dan menyukai metafora yang akan menikmati karya Rick Yance satu ini. 

Alurnya maju mundur.
POV banyak! 
Metafora tidak hanya pada narasi tapi juga pada karakter.


"Ayahku punya ungkapan favorit," ucapku pada Razor."Kita menyebut catur sebagai permainan para raja karena melalui catur, kita belajar cara raja memerintah."- halaman 298, The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2)


Alur, aksi dan karakter dijabarkan dengan lebih lambat dan sedih. Rick Yancey mampu membangun sebuah narasi sedih di mana penulis distopia lain menjual depresi. Kok bisa. Berbeda? ya, sedih dan depresi itu berbeda loh, kawans. 

Rasanya saja sudah berbeda. Rasa? maksudnya ketika saya membaca sebuah cerita lalu ada perasan sedih misalkan karena karakter pendamping tidak berhasil mendapatkan karakter utama. Second Lead Syndrome alias Sindrom Karakter Kedua. Padahal karakter tersebut lebih berjuang dibanding karakter utama *woy-selera. Rasanya mau menangis bersama karakter pendamping dan memeluknya. Kalau depresi lebih berat dibanding sedih. Gejalanya saya jadi ingin melempar meja, kecewa dan marah parah hingga kehilangan minat untuk membaca lanjutan hidup cerita tersebut. Termasuk sampai terbawa keseharian yang malah jadi kepikiran terus, hingga butuh bantuan untuk memotivasi diri kembali. 

Sedih dan depresi suatu cerita juga bisa dilihat dari dalam karakter tersebut memiliki harapan atau tidak. Mengingat beberapa karakter atau narasi distopia lain (dari buku lainnya) yang hidup tanpa harapan, tidak meyakini ada harapan, bahkan meyakini harapan palsu macam pencarian utapia tapi tidak yakin utopia itu ada. Sungguh membuat depresi "para karakter" sekaligus para pembacanya. Sedangkan ada harapan dalam narasi Cassie, Ringer, Poundcake bahkan Evan Walker.  

Ringer: Jangan lembek. Pikirkan mengenai apa yang penting, di sini, saat ini juga; kau pandai melakukan itu.- halaman 45 (
The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi)

Evan Walker: Dunia berputar. Planet-planet bergeming. Ada ruangan tersembunyi..Dia telah melewati ambang pintu menuju ruangan itu,tempat satu janji sederhana melepaskan ribuan sambaran kilat: Aku akan menemukanmu. Janji itu, sama seperti semua janji lain, menciptakan moralitasnya sendiri. Untuk menepatinya, dia harus menyeberang lautan darah. Dunia terbebas. Planet-planet terbelenggu. 
- halaman 124 (The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi)

Kesedihan itu ada. 
The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi membuat kesedihan itu berlipat ganda. Menarik saya menyelami karakter lebih dalam dari setiap narasi. Membuat saya mempertanyakan narasi siapa ini. 'Aku' ini siapa? Kesedihan ini milik siapa? Siapa yang sedang berjuang mempertahankan mental dan fisik ditengah ketidakpastian hidup sebelum gelombang 5 melanda? Karena tidak hanya 1 POV tapi banyak POV. Termasuk karakter anak atau prajurit anak di dunia tersebut. Dalam 1 adegan juga ada beberapa POV yang bagusnya tidak tumpang tindih. 

Misteri? Hampir dijabarkan semua dengan narasi metofora dari para karakter. Yang penting para pembacanya sabar. Yuk, lanjut dibaca. :) 

Lebih banyak lagi hal untuk dipikirkan daripada mencela karakter itu begini atau begitu. Dalam beberapa review, saya suka banget tampar karakter begini atau begitu saking geregetannya saya. ;P
4 bintang untuk The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2).

Buku pertama #TimEvan
Buku kedua #TimEvan

Alan 2 - 0 Ben buat saya.

View all my reviews

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su