Langsung ke konten utama

Platina Parlour ver. Bewitched

Night Ladies, also Gentleman...


26 Oktober 2013 - sabtu kemarin tepatnya portal dimensi telah terbuka di Krispy Kreme, Grand Indonesia, Jakarta. Sepertinya portal kini terhubung ke dimensi lain, dimana demon bebas berkeliaran dan spirit siap menghantui. Tersebutlah Gothic Halloween Party persembahan dari Platina Parlour yang juga merayakan pembukaan kafe mereka ke-4.                                 
                                     

Bagi yang belum tahu apa itu Platina Parlour silahkan cek FB resmi mereka yaitu https://www.facebook.com/PlatinaParlour. Atau singkatnya adalah Butler Cafe dengan konsep eksperimen Otome Game (http://en.wikipedia.org/wiki/Otome_game). Tamu akan diperlakukan sebagai Young Lady atau Young Master of the House. Jadi kafe ini tidak hanya diperuntukan bagi para nona tapi juga untuk para tuan muda. Nona dan tuan muda adalah sapaan yang dipakai untuk para tamu kafe. Pengalaman dalam kafe akan akan meniru kisah atau rute otome game dengan kemungkinan mendapat good ending atau bad ending.

Saya ingin memberi peringatan sebelum saya melanjutkan. Setelah ini tulisan akan 120% berisi fangirling, siap-siap dengan segala icon emotion dan hal gaje lainnya (^.^);a. Jika tidak sanggup menghadapi jenis tulisan yang penuh fangirling dipersilahkan untuk membaca hanya sampai sini.  Mereka yang berniat melanjutkan membaca diharapkan untuk menyiapkan jiwa dan hati mereka menemeni saya dalam Bewitched Hunt or Hunted persembahan dari Platina Parlour.

SFX: sret seeet sert sret (bunyi kaset diputar terbalik)

Before Hunt or Hunted

Sekitar sebulan yang lalu via FB melihat Platina Parlour update event. Dirancang semisterius mungkin dengan loading yang keren serta penampakan hitam vs merah. Hmmm, event Gothic?. Saya masih belum memutuskan apa akan datang ke event ini walaupun godaan itu ada. Saya memutuskan bahwa tanggal dan lokasi menjadi kunci keberanian saya saat itu.

Maklum, event yang mengusung tema Bewitched Hunt or Hunted itu menjadi event pertama saya berkunjung ke kafe Platina Parlour juga kali pertama saya datang ke butler kafe. Maid kafe pun belum pernah. Satu kali pada suatu event Jepang setahun lalu, tapi ternyata belum diberi kesempatan alias reservasinya sudah penuh. Dari sana, saya bertekad untuk mencoba merasakan sendiri bagaimana datang dan berkunjung ke butler/maid cafe.

Akhirnya tanggal event diumumkan. Oke, sabtu. Dari kampus mudah-mudahan bisa meluncur. Ketika tempat event sudah diumumkan, saya berteriak dalam hati, "Yes, saya tahu tempatnya dan terjangkau dari kampus juga." *jeritan hati nona yang buta arah. Tema, menu, aturan, slot, reservasi bermunculan. Tidak ada masalah kecuali reservasi. Mudah-mudahan bisa dapat invitation, apalagi saya hanya mengajukan 1 nama yaitu saya sendiri *gubrak ~(~.~)~.

Setelah dibuat dag-dig-dug menunggu invitation akhirnya yang ditunggu-tunggu datang. Horreyyy (^O^)q. Ngecek nama-nama nona yang berani memasukkan saya ke dalam meja mereka. Tidak kenal, oke tidak apa-apa - nanti kenalan. Mudah-mudahan mereka nona-nona yang baik *LOL.

Persoalan selanjutnya adalah dress code. Tidak ada dress code namun tema tetap ada. Bewitched terpilih menjadi tema Platina Parlour kali ini. Penyihir - halloween - gothic? dress hitam?. *mengingat dress di rumah. ~(T.T)~ galau ... lebih banyak jins daripada dress. Semua dress semi formal lagi... makin galau. 

1 hari sebelum hari H masih belum tahu mau pakai apa dan riasan seperti apa. Padahal sudah lihat-lihat review dress code yang ditulis oleh nona-nona lain. Malah makin galau *gubrak. Akhirnya minta pendapat adik dan disarankan pakai dress merah. Oke, merah masih bisa masuk tema, bukan? ;3. Pilihan sepatunya juga bikin galau, sepatu hak tinggi?. Adanya juga boot.... ya udah boot saja (>.<)/. Hehehe, kenapa saya galau dengan dress code itu karena saya mau disapa dengan nona. Kalau tidak pakai dress atau minimal rok nanti disapa tuan muda lagi ;P. *ngelirik rambut pendek sendiri.

SFX: kresettt set set set (bunyi kaset diputar maju)

Ready Hunt or Hunted 

Pagi bangun, masukin segala yang mau dipakai ke 1 tas besar dan perlengkapan kampus ke 1 tas lainnya. Selesai ngampus sekitar waktu makan siang, galau mau langsung ke Grand Indonesia atau makan siang di sekitar kampus dulu. Oh ya, saya dapat invitation yang jam 17.45. Masih lama tapi saya galau dengan mendung, hujan, macet dan tersesat *plak. Maaf, saya nona yang sering tersesat (O.O);a.

Sampai GI sekitar jam 3-an langsung cari mushola yang dekat Krispi Kreme. Ah ternyata dekat, menuju mushola sambil lirik-lirik Krispi Kreme  XD. Sholat dan ganti baju sekalian dandan. Masih jam 4-an terlihat nona-nona yang sedang menunggu atau mengobrol. Cantik-cantik ;D.

Eh, tahu-tahu dari arah belakang menuju Krispi Kreme datang para butler bergerombol begitu. Aduh mata langsung tidak bisa berkedip. Kalau di dunia ini bisa adengan slow motion pasti saat itu para butler lagi jalan dengan efek slow motion gitu (^////^)/. Saya pun (merasa) kalau Jun-san memberi anggukan kepada saya setelah mata kami bertemu *plak *geer kuadrat. Jadi saya balas mengangguk padanya. Diantara gerombolan butler tersebut saya hanya mengenali Jun-san dan Shuu. Jun-san pula yang pertama kali menarik perhatian saya di FB Platina Parlour *oyaji detection *plak. Kemudian Touya dan Shuu. Yang lainnya masih terlihat mirip satu-sama lain dimata saya *gubrak.

Karena waktu reservasi saya masih lama saya berkeliling kinokuniya yang jaraknya dekat dengan Krispi Kreme. Kembali ke depan Kripsi Kreme dan bertemu 2 pelajar dari slytherin, senangnya bertemu mereka. Sekitar jam 17.15 setelah jalan-jalan keliling kembali lagi ke depan Kripsi Kreme. Melihat para nona dan bingung mau menanyakan siapa yang masuk giliran jam 17.45, lebih tepatnya siapa yang akan semeja dengan saya. Dari pada tersesat dijalan lebih baik bertanya bukan?.

Yokatta, saya bertanya dengan nona yang kenal nama-nama di kartu invitation saya. Akhirnya saya bertemu dan berkenalan dengan nona AN, nona AG, dan nona M (^.^)v. Kami mendaftar ulang dan nona M menarik foto Sei dari beberapa foto terbalik yang ditawarkan. Sei? Siapa?. Saya, nona AN, nona AG yang memang statusnya baru pertama kali datang mulai bertanya seperti apa Sei itu. Nona M berstatus 2 kali datang, jadi dia kami anggap sebagai tempat bertanya ;P.

                                   

Oh ya, tiap nona juga mendapat hadiah kecil berupa pin yang juga diacak. Jadi kami tidak tahu akan mendapat pin butler siapa. Dengan sedikit "keberuntungan" akhirnya saya mendapatkan pin Touya XD. Hari itu saya memang berharap mendapatkan pin dan butler Touya. Tapi ternyata Touya, Riku dan Kou sedang menghilang di dimensi lain/dimensi diablo (?).

                                   

Kami mengobrol tentang Platina Parlour dan para butlernya serta event ini sambil menunggu giliran nama kami dipanggil. Ketika shuu sedikit terlihat dari belakang tirai merah, saya langsung blushing. Shuu cakep sekali dengan rambut merah dan jepit tengkoraknya itu XD.

Ketika nama saya dipanggil *LOL (?), ternyata nama paling depan di invitation yang dipanggil. Gugup saya meningkat 1000%. Gimana ini, saya harus apa?. Duh, Sei itu butler yang gimana?. Apa yang harus saya KATAKAN dan LAKUKAN?. Berharap ada yang menjelaskan atau nona lain mau maju duluan (>.<)/.

Setelah itu saya mungkin banyak bengong dan melongok, seperti lagi ada disitu tapi juga seperti terhisap ke dimensi lain. Efek Bewitched (?). Sumpah kalau saya gugup, jadi mungkin ada beberapa ingatan yang tidak sesuai urutan sebenarnya atau mungkin ada beberapa pembicaraan yang terlewat oleh saya (>-<)/. Maaf ya nona AN, nona AG, dan nona M (Y.Y);a. Tapi karena saya adalah pengamat yang baik, mungkin lebih banyak yang saya amati dari pada yang saya lakukan *gubrak

Begitu tirai merah dibuka langsung ada beberapa butler disana. Tapi saya langsung terfokus dengan Sei.

Sei    : Selamat datang Nona. Ada yang bisa saya bantu bawakan? *kalau tidak salah dengar.

Saya terdiam sejenak kemudian tiba-tiba memberi tas paling berat yang dekat dengan Sei sambil meminta maaf karena beratnya tas tersebut. Maaf ya Sei, itu asli refleks (Y.Y)v. Padahal rencananya mau kasih tas yang lebih kecil. Namun saya sudah malu sendiri, langsung berjalan ke dalam dan bingung sendiri mau ngapain lagi.

Akhirnya Sei menunjukan meja kami. Saya duduk dan menerima tas saya kembali sambil mengucapkan terima kasih. Melirik kepada nona-nona yang semeja *LOL *alasan. Sebenarnya masih tidak sanggup mandang Sei. Belum terbiasa melihat Sei atau karena lagi tidak pakai kacamata jadi Sei terlihat berkilau (?). Bukan berkilau seperti pria-pria tampan di komik tapi karena gaya serta penampilan Sei saat itu benar-benar keren (^/////^)/. Cute dan misterius yang digabung.

Sei memperkenalkan dirinya kemudian meminta izin untuk menghidangkan makanan dan minuman pesanan kami sambil berkata bahwa makanan bisa dibawa pulang. LOL, bawa pulang?. Oh, ada beberapa nona (kalap) yang mungkin tidak sanggup makan lagi atau memang lebih ingin mengobrol dengan butler mereka ;).

Ketika donut pesanan nona AN datang ternyata bukan donut bentuk pumkin. Sei bersedia bolak-balik menukar donut untuk nona AN hingga donut jaring laba-laba datang. Terima kasih Sei ;).

Selama Sei melayani permintaan nona AN, saya berkesempatan melirik-lirik sekitar. Mini, hehehe tentu saja karena itu mini event. Kemudian ada butler yang menarik perhatian saya karena rambutnya yang super keren. Nantinya Sei memberi tahu saya bahwa itu adalah Rei. Lalu butler yang mejanya tepat disamping meja kami. Saya mengingat-ingat wajah para butler namun tetap tidak mengenali butler tersebut. Menurut penjelasan Sei, butler tersebut adalah Ken. Woahhh Ken, postur Ken dari samping itu PERFECT.

Semua hidangan lengkap dan saya sudah mampu memandang Sei (^.^)v.

(Kalau tidak salah ingat)
Sei          : Maaf, nona. Apakah sebelum ini pernah datang ke Platina Parlour?
Saya        : Baru pertama...
Nona AN : Ini yang pertama.
Nona AG: Sama, Pertama.
Nona M  : Ini yang ke-2
Sei          : Maaf, nona. Kalau boleh tahu, kapan yang pertama?
Nona M  : itu... yang di tokyopolis.
Sei          : Wah, sudah lama sekali ya.

Sei              : Maaf, nona. Sebelumnya tahu Platina Parlour dari mana? *sambil melirik nona-nona yang tersisa
Nona AN/AG : Dari fb
Saya               : Virus...
Nona An         : Virus...
Sei                  : He... Virus? *sambil tersenyum terlihat bingung
Saya               : Iya, Virus ;D.
                       (virus cerita dari nona-nona kalap)

Kemudian Sei menjelaskan apa itu Platina parlour, event kali ini dan hitz event. Hitz meja kami yaitu Sei menginjak sepatu boot orang tersebut. Deng.... kami berempat langsung bengong. Melihat hal itu Sei dengan sabar menjelaskannya lagi. Yang kemudian kami tanyakan lagi nantinya (^.^);a. Kami melirik sepatu para butler. Oke, Ken (butler terdekat) memakai sepatu boot. Saya dan nona M berdiskusi kalau diablo kemungkinan adalah Ken. Namun Ken terlihat baik-baik saja, jadi kami mencurigai Rei juga.

Selama itu Sei juga menjelaskan kalau kami bisa bertanya kepada nona-nona di meja lain. Jadilah kami mulai bertanya kepada nona-nona di meja lain. Kami makin bingung. Yang bingung sebenarnya saya. Ternyata Hitz setiap meja bisa dijadikan satu dan mengacu pada 1 butler yang akan di exorcise nantinya. Saya kira setiap meja hitz nya berbeda karena butler yang di exorcise nantinya berbeda pula *gubrak *plak (Y.Y);a.

(Kalau tidak salah ingat *lagi)
Nona AN: Sei suka pelihara binatang?
Sei          : Suka, nona.
Nona AN: Binatang apa?
Sei          : .... buaya.
Nona AN: Kok suka buaya?
Sei          : Karena lucu/manis atau karena suka *lupa yang mana jawabannya ;'V
Nona AN: Trus pelihara dimana?
Saya       : (*benar, tidak mungkin pelihara di kamar kan...)
Sei         : Itu nona. Saya pelihara dirumah yang ada halaman luasnya, nona.
                *sambil memperagakan bentuk kotak dengan tangannya
Saya       : (*halaman = rumput. Yakin Sei, buaya hidup dirumput?.)
Nona AN: Lalu suara buaya gimana?
Saya       : (*glek, hampir tersedak makanan sendiri ;').)
Sei         :.... *terlihat berpikir keras
Nona AN: ....
Sei          : Itu nona... (sisanya tidak terdengar)
                *sambil memperagakan mulut buaya yang terbuka dan tertutup dengan tangannya.
Nona AN: Jadi?
Sei          : Maaf nona, saya kurang tahu. Coba nona dulu saja yang pelihara. Lalu kasih tahu saya suaranya                    bagaimana ....
Saya       : *smile like monalisa ;')

Saya       : Sei kan junior, ada butler senior yang ditakuti tidak?
Sei          : Tidak ada nona.
Saya       : Kalau yang dihormati?
Sei          : ..... hmmm
                Tebak! *sambil senyum ke arah kami
Nona AG: Kalau bisa nebak, dikasih apa?
Sei          : .....hmmm. Saya tidak bisa kasih apa-apa. Tapi, nona bisa berfoto individual dengan saya.
Saya       : Wah ;D
Nona AG: Ken, bukan?.
Sei         : Loh, kok nona bisa tahu...?

Setelah itu kami main tebak foto. Kami harus mencari foto Sei diantara 10 (?) foto dimana foto Touya, Riku, dan Kou menjadi foto terlarang. Saya memilih giliran kedua, nona AN bersedia menjadi yang pertama dan nona M giliran ke-3. Terakhir nona AG, yang tentu saja sudah dapat berfoto individual dengan Sei ;D.

Nona AN kurang beruntung. Sewaktu saya memilih dalam hati sudah berkata coba dapat Touya ;'). Lupa kalau Touya itu terlarang dan foto yang saya pilih pertama itu ajaibnya foto TOUYA! ;'V. Kok bisa pas sih ;').

Bel berbunyi, waktu bagi para nona menentukan siapa butler yang kerasukan diablo. Saya dan nona M sudah panas dingin memilih antara Ken dengan Shuu yang memakai boot. Tapi diantara kami tidak ada yang berani mengajukan diri padahal sudah disemangati Sei. Akhirnya 3 nona terpilih dan mereka memilih Ken kemudian membaca mantra pengusiran ;D.

Nah, sambil melihat exorcise Ken, saya sempat bertemu mata dengan fotografer yang memakai topeng tengkorak. Itu fotografer agak serem juga karena sering diam dengan waktu lama memperhatikan sesuatu. Agak janggal dan pikiran saya langsung bereaksi. Yakin itu yang dibalik topeng tengkorak bukan Touya? *gubrak.

Ketika Sei sedang mengocok foto untuk permainan bersama nona M, saya sempat berkata kalau kalung yang dipakai Sei keren sekali. Hehehe, sebenarnya 50% pandangan saya tertuju pada leher Sei *LOL *plak. Itu... itu karena Sei pakai kalung yang keren itu kok *blushing gak jelas (^////^)/. Tidak seperti butler lain yang sempat saya perhatikan, Sei juga ketika berbicara dengan kami agak sedikit membungkuk kemungkinan besar agar suaranya terdengar. Menurut saya itu manis dan perhatian. Point plus Sei lainnya adalah make up yang pas, jika ditambah kuping serigala pasti saya culik *plak *dilempar bata.

Kemudian permainan foto Sei dilanjutkan. Nona M menebak dengan tepat foto Sei di giliran kedua. Selamat nona M ;D. Sei pun sempat berkata sambil tersenyum bercanda kalau fotonya salah, harusnya foto Sei itu yang pertama XD.

Nona AG dan nona M berfoto individual bersama Sei. Setelah itu waktu bersama Sei pun habis. Sebentar memang tapi saya menikmatinya. Saya tahu ada nona yang menyukai keimutan Sei begitu juga dengan saya. Terima kasih Sei, My First Butler. First butler itu katanya paling berkesan?. TRUE!. Bolehkah saya mengikuti perkembangan Sei sebagai butler?. 



                         


nb: Event berikutnya berharap bertemu dengan Touya, Ken selaku orang yang dihormati Sei, dan my first butler Sei ;3.

nb2: Saya menulis ini sambil mendengarkan Halloween Party dari Halloween Junky Orchestra X3


referensi:
https://www.facebook.com/PlatinaParlour
http://en.wikipedia.org/wiki/Otome_game



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su