Langsung ke konten utama

Rindu Buku

Kejadian yang tak terduga adalah terpeleset ke gramed PIM. Ceritanya tadi ketika otw pulang, supir busnya berantem dengan supir bus lain. Untungnya kejadian dekat dengan PIM. >.,

Melipirlah para penumpang bus ke berbagai arah dan saya terhempas ke PIM. Tanpa sadar kaki sudah berada di depan si toko impor Pari***. Woaaaaaaa, 50 Shade of... masih jadi bestseller. Ngeliatin TMI & TDI langsung ngiler. Ada yang diskon juga. Apa itu Host karya pengarang twilight jadi murah... dll ;'>

Tidak! Tidak ada dana buat beli buku. Baca buku saja sudah susah selama 2 minggu ini. Tengah bulan, oy! Kabur ke sebelahnya yaitu Gramed. Baru berjalan  beberapa langkah sudah tercium aroma kertas. Wangi yang merindukan. Tolong saya mulai berdelusi. Buku-bukunya minta dibawa pulang. Apalagi banyak judul, banyak sampul dan banyak cerita yang mengiurkan.

Dari pada kalap saya terus berjalan cepat sambil melirik dan menghapal judul-judul novel. Sampailah saya di bagian komik. Ow, ada perubahan dalam tata letak komik di PIM. Gak ada lagi tuh bagian komik di pojokan yang dulunya populer. Saya jadi agak merasa asing juga karena tempat komiknya berubah. Aturan komik anak-anak, komik cewe, komik cowo dan lainnya juga berubah. Wikz jujur, judul-judul barunya belum ada yang menarik perhatian. Malah komik lama yang diterbitkan ulang lebih kena dipikiran saya.

Masih berjalan cepat sambil muter-muter area komik nih. Saya tidak berani berhenti terlalu lama. Dompet harus dijaga. Masih tengah bulan, oy! Akhirnya memutuskan segera pergi sebelum tangan tanpa sadar bertindak. Eh, mata langsung tertuju sama sampul super hitam yang kece abis. DEATH NOTE VI. Ap... apa itu? buku tulis Death Note? Buku aturan Death Note? Komik Death Note? Lumayan lama saya memandang buku itu. Lalu dengan hati-hati saya pegang dan angkat. Terlihatlah tulisan: Spesial Edition. Buku tersebut hitam dan berat serta tebal. Hanya judul dan gambar Niel yang perak. Digerakkan sedikit dalamnya juga hitam! Kok mengiurkan banget sih!!! Lalu sinopsis belakangnya bahasa Inggris. Bukan buku tulis dan bukan buku aturan. Duh, langsung beku dan berpikir kok saya baru lihat, baru tahu. Di rak tersebut ada 3 nomor dan tidak terdapat nomor pertama. Untungnya..., dompet saya masih harus dijaga. Tapi beneran ingin punya. Ada yang mau kasih satu set DEATH NOTE ENGLISH VER. SPESIAL EDITION tersebut? *plak XD.  Delusi tingkat tingginya,,, kalau ada meme pasti gambar orang sapu lidi yang sedang menjilad buku XP.

Aduh, saya masih sayang sama L dan dunianya. Masukkan ke list antrian "jadi milik". Masih terpaku dengan hitamnya komik DEATH NOTE dan ada yang menarik perhatian saya lagi. Mudah teralih nih memang saya. Novel yang menurut beberapa manusia itu bagus dan rekomendasi yaitu Will Grayson Will Grayson. Yang saya lihat adalah versi bahasa Inggris kemudian melihat harganya. OK, mari kita cari terjemahannya.

Tanpa berhenti melirik, saya menjaga dompet tetap aman dan berjanji akan datang lagi awal bulan depan.

Btw, saya sempat membaca lagi beberapa halaman novel Shusaku Endo terjemahan Indonesia sebelum kejadian terpeleset ke PIM. Realistis ya. Pandangan pengarang mempengaruhi sentuhan karya. Di terjemahannya saja terlihat jelas bahwa tema yang diambil cukup berat. Apalagi ditulis tahun 80an yang notabene masih menganut paham-paham tabu. Hahaha, lalu teringat dengan skripsi dan linguistik. Tema sastra Jepang bagian linguistik "yang sering saya lihat" itu sedikit sekali membahas novel. Paling banyak tentang bahasa dan tata bahasanya bukan novelnya. Mungkin memang bagian linguistik itu membahas hal-hal tesebut. Saya akan sangat takjub dengan orang-orang asing yang membahas novel atau karya sastra Jepang dalam skripsinya mengunakan referensi novel salinan asli atau bahasa Jepang! Menajubkan sekali.

Hmmm, nulis ini jadi ingat yang lagi pada skripsi (sekarang) dan status galau yang menyertainya. Semangat ya semua! Dinikmati saja. Kali saja nanti kayak saya yang malah rindu sama skripsi sekaligus lega karena sudah selesai ;D.

Rindu karena bahasan semiotika komunikasi periklanan yang saya ambil kurang saya dalami. Waktunya sempit sekali ;'>. Lega karena skripsi adalah satu langkah. Menyelesaikannya berarti membuka langkah-langkah lainnya. Move on gitu XP.


18 Mei 2015



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su