Langsung ke konten utama

Cocoon Festival 2015, arena doujinshi dan karya!

DEMI APAA!!!
Demi sebuah doujinshi dan jalan-jalan ketempat penjualan khusus doujin serta pernak-pernik manga, anime dan games. Apalah arti dari fangirl kalau tidak mengikuti kata hatinya. Mari jalan dengan maso. Alias cuci mata tapi dompet dikunci dan digembok. ;P

Setelah berkegiatan di GBK dan makan besar di Plaza Senayan (http://acesuzaku.blogspot.com/2015/06/la-mian-golden-century-di-plaza-senayan.html) , kami memutuskan untuk langsung ke Jakarta Design Center yang selanjutnya disingkat JDC.  Sesampainya disana, kami malah bingung lantai berapakah Cocoon Festival diadakan *plak xD. Main berangkat-berangkat saja kami tanpa mengecek kembali lantai berapa tepatnya Cocoon Festival. Btw, Cocoon Festival menurut facebooknya yaitu acara kreatif tahunan yang didedikasikan untuk para kreator visual kreatif lokal dari komik, game, musik dan semua yang kreatif. 

Tapi memang semua sudah gak sabaran alias mau cepat sampai tempat acara, mau hunting pernak pernik/doujin dan mau bertemu teman-teman. Yah, akhirnya kami memberanikan diri bertanya pak satpam. Kemudian, langsung menuju lantai 6 mengunakan lift. Sebenarnya di dalam lift ada sedikit insiden *uhuk uhuk uhuk* the power of idol. Ternyata di Indonesia ada ya tipe fans yang rada "serem" macam begitu. Baru pertama kali ketemu coz na. 

Sampai tempat acara *deng* langsung diserbu oleh antusias penjual maupun pembeli. Sasuga para fangirl dan fanboy. Untungnya saya tidak sendirian sehingga tidak canggung jadinya. Maklum baru pertama ke event khusus doujin dan pernak pernik Jepang. Bohong ah *Lol. Gak bohong, kan kemarin beli doujin lain pasti di event besar sepaket dengan kebudayaan Jepang lainnya.

Jadilah kami mengunjungi setiap booth satu persatu sampai beberapa kali. Saya sendiri mungkin keliling booth sampai 3x atau bahkan lebih. Teman-teman yang lain mungkin juga seperti itu. Saya jadi bertemu dengan teman sehobi, se-fandom maupun se-otp *plak. 

Disana saya sempat berkeliling sendirian maupun berkeliling dengan yang lain. Boothnya penuh dengan berbagai macam hal menarik termasuk fandom atau chara yang sedang popular saat ini, popular tahun ini, non-mainstream maupun fandom atau chara baru yang launching hari itu. Notabene banyak doujin ya, yang cuma dijual saat itu. Ada juga 1 atau 2 booth yang ketika saya datang sudah ludes barang jualannya. Sasuga lagi fangirl dan fanboy Indonesia.

Pertama saya membeli doujin yang saya inginkan karena saya nge-stalker *upz*, maksudnya nge-fans sama doujinkanya. Doujin buatannya beneran bagus alias gambarnya oke dan ceritanya selalu membuat penasaran, lucu maupun dapet banget "feel" apa yang ingin disampaikan oleh si doujinka*plak *bahasanya...

Kedua saya membeli strap hp Sebastian yang begitu menggoda seperti Sebastian mungil itu sendirilah yang memanggil. Dengan senyum yang menghipnotis, saya tanpa sadar langsung membelinya. Padahal dah janji dalam hati cuma mau beli doujin karena lagi kere. Apalah arti seorang fangirl kalau gak maso*plak... Dan terakhir membeli majalah komik Shonen Fight dan mendapat bonus pin. Hehehe, bonus pin ini gambarnya boleh pilih. Kalau gak salah ingat ada 3 pilihan dan saya memilih maskot nan lucu yaitu si badak! Yeahhh xD

Kalapan
Mini Cute Sebastian
Eksperimen paling berkesan karena pergi bersama teman-teman. Hari itu pergi ke acara dari pagi sampai malam, benar-benar hari yang melelahkan tapi senang! Time is precious... so waste it wisely.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su