Langsung ke konten utama

Memori (Event) 28 Februari 2016

Event Minggu! #TeaterJKT48 #Bijac
Otsukaree hari Minggu kemarin. Akhir Februari yang manis untuk saya. Karena bisa datang ke event dengan nuansa Jepang lagi sekaligus badan sudah sehat walaupun masih belum 100% pulih. Siang datang ke teater karena menang tiket setlist Te Wo Tsunaginagara. Di sana disambut dede-dede unyu bersemangat yang style rambutnya kece. Tanpa disangka juga unit song setlist ini juga bagus dan saya suka dengan cara team T membawakannya. Kalian masih bisa terus berkembang loh. Ah, dede-dede unyu yang menari dan bernyanyi. Selama hati masih tersenyum, menari dan bernyanyilah dengan tulus. Lapar adalah pikiran pertama setelah Teateran. Sehabis berdoa, saya jalan mencari nasi. Dan Lagi-lagi makan di Ichiban Sushi, lantai 2 FX Sudirman. Hahaha, tergiur paket donburi bersama teh bermerek. Lagi ingin menikmati kuliner baru maka saya tidak jadi memesan donburi chiken katsu dengan kare. Yang saya pesan adalah donburi salmon madu dengan sayuran. Rasanya? enak dan garing, hahaha. Kalau dilihat porsinya cukup 'mini' dibandingkan nasi padang *LOL* tapi mengeyangkan. :) Sorenya saya ke Binus Internasional untuk nonton MEA visual kei. Sudah dapat jadwalnya sih kalau MEA bakalan main jam 7. Sengaja datang lebih cepat agar dapat bertemu dengan seorang teman yang cosplay Ohno Arashi. Foto-foto selfie kita masih dalam proses edit ya *plak. Ternyata juga bertemu dengan seorang teman yang sering saya curhatin tentang member SMAP. Padahal paginya baru chit-chat tanpa tahu kalau masing-masing bakalan datang ke Bijac. Kita berjodoh baik. Juga bertemu dengan seorang gadis manis bernama Angel. Angel buka booth di sana loh. :) Penampilan MEA sasuga, keren. Telinga saya mantap sama musik ala MEA. Gak rugi nungguin mereka manggung sampai malam. Berharap akan lebih banyak orang yang enjoy, awareness serta mendukung musik mereka. Hmm, awalnya lihat penampilan mereka beberapa tahun lalu. Dari awal memang ngelirik bassist-nya. Ternyata malam itu senyum sang bassist memang manis *plak. Bukan hanya karena senyum si bassist ya saya suka MEA, tapi karena jenis musik yang mereka usung. Jenis musik yang saya sukai dan masih mampu terdengar ‘enak’ ditelinga saya. Hahaha.
MEA VISUAL KEI
Kalau berbicara tentang Bijac, entah saya sudah berapa kali datang ke event ini. Mungkin 3x? 4x? Semua dengan memori yang menyenangkan. Kesannya adem. Indoor full AC. Acara yang ‘biasa’ ada di event Jepang jadi ‘tidak biasa’ karena inovasi tiap tahun ditambah panitia dan satpam yang ramah. Kalau sudah pernah ke beberapa event Jepang, mungkin sudah tahu gelagat atau tindakan dari panitia/satpam yang mana yang ramah dan mana yang tidak ramah. Peraturan-peraturan standar Binus juga diumumkan sejak awal, jadi tidak kaget. Misalkan tidak boleh memakai sandal/sejenisnya di lingkungan Binus. Terakhir masalah sampah. Event yang memiliki booth makanan pasti memiliki sampah. Sebanyak-banyaknya tempat sampah yang disediakan panitia event, jika pengunjung tidak sadar diri tentu hasil ‘kebersihan’ yang diinginkan jadi tidak maksimal. Tidak bosan saya ingin mengingatkan bahwa malas, ribet dan arogan jangan dipelihara. Tempat sampah belum punya kaki, kamu yang punya kaki. Jadi bawalah sampahmu ketempat sampah dan buang di sana. Jika penuh, kamu bisa memberitahu panitia event untuk ditindak lanjuti. Oh ya, kalau lihat saya di event silahkan disapa. Saya tidak menggigit kok ;P

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su