Langsung ke konten utama

Tidak pernah berhenti dengan KOMIK JEPANG! ~Oktober 2016



KAWANS, PSYCHO-PASS 2 SUDAH TERBIT LOH! *SENANGNYA DALAM HATI, LALALA... Ok, saya memang lebai. Selebainya manusia yang jarang ke toko buku karena lagi kere gegara event yang bertumpuk itu *uhuk-uhuk-uhuk *kalian pengemar pop culture-jepang-barat-kerajaanmainan pasti tahu *uhuk-uhuk-uhuk Bau buku, bau komik, apalagi komik favorit begitu menggoda. Alhasil, saya beli 5 buah komik untuk melengkapi koleksi di rumah. Selamat datang di perpustakaan pribadi saya, komik baru.



Di Pyscho-Pass nomor 1 ini Kogami dan timnya masih menyelelidiki kasus transplantasi organ artifisial yang diceritakan Kurai. Ternyata ini bukan kasus biasa! *ternyata komik ini prekuel dari serial animasinya Intip tentang animasi Psycho-Pass di sini: https://en.wikipedia.org/wiki/Psycho-Pass


Akhirnya yang nomor 12 keluar juga. Sampul depan dan belanganya cantik sekali. <3. More a Flower Than a Flower awalnya menceritakan perjalanan Kento dalam karirnya sebagai pemain Noh Jepang (https://en.wikipedia.org/wiki/Noh). Kemudian belakang ini tentang rasa sukanya dengan Hazuki. Hubungan keduanya bisa dibilang tarik ulur terus. Yah, sifat Kento seperti itu sih. Semangat Kento!

Minako Narita sensei itu salah satu mangaka favorit saya karena gambarnya yang bersih dan ceritanya menarik serta banyak memasukkan unsur kebudayaan Jepang klasik maupun modern.


Hajime is No 1 tamat di nomor 9. Sampul depan cantik yang nomor 9 juga cantik. Apa kabar kisah akhir Hajime dan Mizuki, ya? Dulu dan sekarang tetap suka dengan komik buatan Taeko Watanabe (http://users.skynet.be/mangaguide/a...). Mungkin kisahnya yang agak kebarat-baratan maupun slide of life yang membuat tertawa atau haru. Karakter-karakternya sendiri sangat loveable.

---


Pergeseran generasi. Pergeseran idola. Pergeseran tema komik. Pergeseran komik yang diterjemahkan. Itulah yang saya rasakan belakangan ini. Mungkin dari 3 atau 4 tahun lalu? Ketika generasi baru mempunyai selera baru. Muncullah komik-komik shounen dengan tokoh yang 'moe' (https://id.wikipedia.org/wiki/Moe) maupun komik shoujo yang memunculkan konflik lebih berat kearah pembaca remaja wanita. Juga komik yang temanya sejalan dengan perkembangan tren sekarang ini. Misalkan komik yang memiliki tema pedang ataupun berlatar belakang peperangan dengan unsur modern di dalamnya.


Untuk bertahan di era digitalis tentu saja penerbit lokal harus mengikuti perkembangan tren yang ada untuk bertahan dan meraup pangsa pasar baru yaitu generasi baru. Generasi yang membaca komik-komik baru dengan tema kekinian dan mengikuti perkembangan atau up to date dengan tren komik di Jepang. Era digital di mana jarak tidak menjadi masalah dan waktu menjadi sama.


Namun ternyata penerbit lokal tidak melupakan pembaca setia mereka yaitu generasi yang ketika kecil membaca komik shoujo bermata bling-bling maupun komik shounen pertarungan penuh tokoh kekar. Maka lahirlah edisi-edisi deluxe maupun edisi terbit ulang. Beberapa judul brilian yang di Jepang sana sudah tamat atau sudah memiliki banyak jilidpun kejar terbit di sini. Kemudian saya melihat banyaknya komik tema dewasa yang bisa dibilang makanannya penerbit Level di rak toko buku (https://id.wikipedia.org/wiki/Level_Comics). Oh ya, generasi dulu itu pasti sekarang sudah dewasa, bukan? Atau yang sudah dewasa dan dikarunia anak! Beberapa di antara mereka sudah move on ke jenis komik berat dengan cerita yang lebih dalam atau lebih banyak berpikir. Ada juga yang seperti saya, omnivora komik. Membaca segala jenis/tema komik. K
alau menarik, ya dikoleksi.


KAWANS, JIKA KAMU PUNYA KOMIK/MANGA FAVORIT BELILAH UNTUK MENDUKUNG KOMIKUSMANGAKA FAVORITMU TERUS BERKARYA.

nb: Kamu punya goodreads? Sering update tentang komik favoritmu? Yuk, kita berteman. Goodreads saya ---> https://www.goodreads.com/user/show/25650974-hana-eka *komik dan novel (kebanyakan jenis fantasi)



nb2: Lihat juga blog saya yang lain: http://acesuzaku.blogspot.co.id/2015/09/kangen-manga-komik-shoujo.html

http://acesuzaku.blogspot.co.id/2016/02/the-emperors-gemmikado-no-shihou-review.html



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su