Langsung ke konten utama

Choco Melon Pan

*uhuk uhuk uhuk
Bulan ini kerjaannya dobel dibanding bulan lalu. Mulai dari jalan-jalan sampai makan-makan mulu. Andai penghasilan bisa dobel juga ;P


Oke, sudah sejak lama ingin sekali mencoba rasa melon pan. Apa sih itu melon pan? Kok bisa ada rasa melon di roti? Enak tidak rasanya?. Itulah sebagian pertanyaan yang ada dipikiran ketika membaca komik dan menemukan karakter komik sedang membeli atau makan melon pan. Pan sendiri adalah bahasa jepang yang berarti Roti namun adaptasi dari bahasa Portugis. Karena dalam kebudayaan Jepang sendiri, Roti merupakan hal yang diadaptasi dari kebudayaan asing. Melon pan (メロンパン) adalah roti manis berlapis biskuit atau kue kering di atasnya. Walau bernama melon pan namun sama sekali tidak berasa melon. Hanya saja bentuknya bundar dan bagian atas rotinya mirip kulit melon. Hehehe.


Nah akhirnya kemarin tepatnya 2 minggu lalu, wa dibelikan alias ditaktir melon pan tersebut. Rasa sama seperti yang terdapat di Jepang sana karena toko roti Pan-Ya (wa ditraktir disini) merupakan toko roti Okayama Japan yang dibuka di Jakarta. 


                                           



Choco Melon Pan



Rasanya?. Uenak banget XD. Manisnya luar biasa. Yang melon pan maupun chocho melon Pan. Wa kira awalnya bagian atasnya terdiri dari cream vanila yang mengeras/ mendingin yang dicampur gula. Karena rasanya creamy banget ;9. Ternyata bagian yang renyah dan garing serta manis banget ini berkat adonan biskuit yang diletakkan di atas roti sebelum di panggang. Adonannya terbuat dari telur, terigu, gula pasir, dan mentega. Biskuit yang teksturnya tidak kasar serta melting banget di mulut X9.

Dari bahan-bahan yang umum bisa menjadi roti yang enak sekali. Komposisi yang pas dan bentuknya yang menarik perhatian membuat melon pan sangat populer. Berharap kue-kue Indonesia juga bisa mendunia, tentu saja dibarengi kualitas standar kebersihan, standar kesehatan dan standar bahan-bahan yang benar. No Borax! DLL yang bukan bahan makanan!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su