Langsung ke konten utama

Mencicipi rasa PAPABUNZ !

Dear All,

Makan enak disaat kau merasa bosan itu bikin duniamu terasa berwarna lagi *lebai ;P. Tapi ini terasa nyata kalau kau sedang merasa sangattttt bosan.

Oke, 2 bulan yang lalu? wa lupa ;'>. Yang pasti sudah lama wa mencicipi Papabunz ini. Pertama wa kira Papabunz itu roti satunya dengan nama roti-anak-laki-laki *plak ;B. Ternyata setelah membeli dan diperhatikan, ow beda!. Beda merek, hahaha.

                                      

Okay, wa membeli 2 buah roti Papabunz. Yang satu adalah Chocomelt seharga Rp 9.000,- dan Banana Chohochip dengan harga yang sama. Banana Chochochip yang hangat mengitu mengundang selera. Aroma khas pisang pun mengundang untuk segera memakan.


Banana Chocochip

Setengah Banana Chocochip

Sebelum dimakan wa foto dulu XB. Rotinya keras dan aroma pisangnya kuat. Bentuknya setengah bulat tidak sempurna dengan taburan chochochip diatasnya. Rotinya renyah, apalagi kalau dimakan hangat-hangat ;9. Rasa pisang terletak pada taburan luar roti sedangkan di dalamnya terdapat coklat dengan mentega yang khas. Lezat dan nikmatnya sebuah 'roti bun' X9. Sangat cocok menemani bersama kopi atau teh. 

Untuk yang chochomelt dimakan nyokap. Katanya juga enak, hahaha. Sepertinya sih, wa lebih menyukai roti yang ini. Lebih bervariasi saja rasanya.Tapi lagi-lagi tergantung selera masing-masing ;D.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su