Langsung ke konten utama

Kedai Tiga Nyonya di Jungleland

Halo semua,

Sebulan yang lalu wa dan beberapa sahabat pergi kepemandian air panas di Gunung Pancar, Bogor. Pemandiannya lumayanlah walau jalan kesananya penuh perjuangan. Pokoknya perjalanan panjang melewati jalan berliku dan pesta pemilihan kepala desa. Hahaha, padahal ada jalan langsung dari jalan tol menuju Jungleland kemudian Gunung Pancar. Kami tidak tahu ;'). 

Mendaki gunung lewati lembah... sungai mengalir indah ke lautan... bunga-bunga indah terbang ke awan... membawa hati kita jadi gembira.

Setelah selesai berendam di pemandian kami berencana untuk makan sate kiloan yang ternyata warung atau restoran yang kami lihat pada belum buka. Akhirnya kami berencana mampir ke Jungleland dan mencoba peruntungan disana. Setelah menimbang-nimbang, kami memutuskan untuk makan siang di Kedai Tiga Nyonya yang berada di jalan menuju area berbayar. 




Siang dan panas di area parkir. Namun ketika memasuki Kedai Tiga Nyonya perasaan itu larut dalam pelukan interior yang menenangkan. Didominasi dengan warna-warna pastel yang lembut dan kekuatan dari coklat pohon yang tua. Ornamen di dalam restoran terkesan rumah klasik jawa-china jaman dulu. Penerangan siang itu cukup lembut. Wa suka sentuhan lampion yang membungkus lampu-lampu di atas kepala.

Setelah duduk kami diberikan menu. Hampir semua memesan nasi goreng dengan variasi berbeda-beda. Salah satu memesan soto betawi. Hahaha, semua yang ada nasinya. Ketahuan banget laparnya kita ;B. Wa sudah lupa berapa harga tiap makanan dan minuman (Maaf ^.^;a), tapi harga standar restoranlah. 


Es teh manis.
Wa suka sekali es teh manisnya. Mungkin daun tehnya berbeda atau tehnya sedikit dicampur dengan agar-agar. Sok tahu nih ;P.

Es Tiga Nyonya.
Kemudian wa dan teman memesan es tiga nyonya. Petama kami pikir es tiga nyonya sejenis es serut ternyata lebih ke es campur ;). Rasanya enak dan dengan candanya sahabat wa mengatakan bahwa es tiga nyonya itu koktail jawa ;B. Hahaha. Isiya ada mangga muda, nata de koko, cincau, lemon, kolang kaling, dan selasi. Ditambah sirup rasa lemon dengan warna pink lembut ;9.

Nasi Goreng Cumi.
Porsi besar yang membuat kenyang. Nasi gorengnya enak alias tidak keasinan, ada rasanya. Nasinya ringan alias tidak terlalu lembek dan tidak banjir minyak. Cuminya banyak alias bukan hanya kepala doank ;V. Ditambah bawang goreng dan hiasan mentimun sebagainya. Tidak lupa kerupuk XD9.



Perut kenyang tapi kami naksir dengan makanan pencuci mulut. Alhasil kami memesan ice cream ala Tiga Nyonya. Ice cream stroberi yang manis dicampur dengan asinnya keju ditambah coklat cair untuk topping kue-kue bola. Kue bola tersebut enak dan lembut. Seperti kue pukis tapi bukan kue pukis. Rasa makanan manis jaman klasik ;9.

Wa benar-benar suka dengan Kedai Tiga Nyonya. Kesannya nyaman dan klasik. Dengan makanan klasik yang rasanya tidak ketinggalan. Sahabat wa juga berkata bahwa di Jogjakarta terdapat pula Kedai Tiga Nyonya. Rekomendasi restoran ;3.



Tulisan/Bodycopy di cover menu:

WELCOME! if this is your visit to Kedai Tiga Nyonya, please note that our food is MSG free and 1001 halal and is cooked to order, and that you may have to wait a few extra minutes during peak business. Do let us bring aout your appetizer & beverages orders first. In return, we promise an exciting culinary adventure worth the wait,    certain to surprise enlighten & astownd your palates from the first taste to the last bite!

Selamat Makan! (Bon Appetit!)







Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su