Langsung ke konten utama

Lockwood & Co #basedonnovel #kanarankareview

Lockwood & Co (2023)


Episode: 8

Sinopsis:

Seorang perempuan bernama Lucy Carlyle (Ruby Stokes) bergabung dengan  tim penyelidikan para paranormal di sebuah agensi muda buatan Anthony Lockwood dan George. Agensi tersebut adalah Lockwood & Co. Bagaimana sepak terjang Lockwood & Co ditengah kerumitan perburuan hantu?

Kesan:

Segar, kocak dan so TEEN. Cerita detail dan bagus karena based on seri novel remaja berjudul sama yaitu Lockwood & Co karya Jonathan Stroud. Kebetulan saya sudah membaca novel pertama dari 5 novel yang ada. Novel fantasi supranatural untuk remaja yang bagus dengan dunia modern + cerita tentang hantu-hantu marah yang masih eksis di dunia manusia hingga bisa membuatmu ketakutan atau koma. Ada agensi (perusahaan) para pemburu hantu yang umumnya anak-anak berbakat sampai bakat itu hilang ketika dewasa. Ada para orang tua dan orang dewasa yang memanfaatkan bakat anak-anak untuk tujuan baik dan tujuan tidak baik. 

Lockwood & Co memiliki karakter-karakter yang unik tapi loveable. Aman untuk ditonton anak-anak usia sekolah mungkin sekitar 13+ karena sedikitnya kata-kata kasar dan tidak ada adegan dewasa. Tentu saja anak-anak usia sekolah masih harus didampingi karena Lockwood dan Lucy sendiri digambarkan sebagai remaja dengan talent yang sudah terlatih. Dari episode 1 sampai akhir ada adegan aksi perburuan hantu dengan pedang anggar. Ada hubungan pertemanan, sedikit rasa remaja dan persepsi para remaja terhadap orang dewasa. 

Penjabaran nilai pribadi dari saya, yaitu:

+ CG sinematografi 7/10. CG cukup untuk standar budget. Sinematografinya ambil tone jaman 90an dengan pengarahan seri detektif. Ada adegan deduksi, aksi dan pengambilan kesimpulan.
+ Scoring 9/10. Salah satu yang saya perhatikan adalah scoring Lockwood & Co yang bagus. Mulai dari suara angin, ketukan benda dan lainnya sangat menunjang film.
+ Aksi 9/10. Inilah yang membuat saya tidak mengantuk/bosan dengan Lockwood & Co. Adegan pertempuran dengan anggar yang bagus. Saya bukan profesional dalam olahraga tersebut tapi saya sangat terhibur. Ledakan, kejar-kejaran dan tentu saja melombat dari gedung.
+ Plot cerita 8/10. Cukup sederhana dan lurus karena novelnya sendiri masuk genre Middle Grade. Yang menajubkan adalah dunia hantu dan perburuan hantu itu sendiri. 
+ Karakter 8/10. Karakter baik dan buruk terlihat cukup jelas. Para tokoh utama kita juga unik dengan latar belakang masing-masing. Aksen British karena latar lokasinya di London!  
+ Humor 7/10. Kekocakan yang dimunculkan lewat mimic wajah dan percakapan sehari-hari. 
+ All over 8/10 untuk Lockwood & Co yang segar dan menghibur. Seri yang cukup ringan tapi juga diajak untuk berpikir karena mengambil rute detektif. Season 2, please!

Lockwood & Co diperankan oleh aktor-akris muda yang bertalenta. Lucy Carlyle diperankan oleh Ruby Stokes. George Karim oleh Ali Hadji-Heshmati. Si menyebalkan Quill Kipps oleh Jack Bandeira yang ganteng. Karakter favorit? Lockwood yang diperankan dengan baik oleh Cameron Chapman! Awalnya kelihatan dingin tapi senyumnya charming juga, hehehe. Aktingnya meyakinkan karena Cameron ternyata lulusan Royal Welsh Collage Of Music And Drama. <3

Cameron Chapman
Tiktok: @kanahobbyist




#netflix #lockwoodandco #paranormal #supernatural #teenanger #seriesfantasy #thriller #seriesreview #rubystokes #cameronchapman #kanarankareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su