Langsung ke konten utama

Ulasan Film: Ant-Man and The Wasp Quantumania (2023), Siapa yang Mengira Semut bisa Sekece itu ... #kanareview

Ant-Man and The Wasp Quantumania (2023)

Sinopsis:

Scott Lang dan Hope Van Dyne diseret ke Alam Kuantum bersama dengan orang tua Hope dan putri Scott, Cassie. Bersama-sama mereka harus menemukan cara untuk kembali pulang. Namun ada rahasia yang disembunyikan ibu Hope! Dan siapa Kang yang misterius itu?

Kesan:

Wow, Marvel movie hit me again. Sempat agak kurang antusias belakang ini karena film dari tetangga sebelah. Saya balik menonton movie Marvel. Kali ini movie Ant-Man and The Wasp Quantumania yang sudah ada di Hotstar atau Disney+.

Secara keseluruhan saya puas dengan movie Ant-Man and The Wasp Quantumania. Saya juga lumayan tertawa dengan tingkah laku para karakternya. Hmm, apakah ini movie paling green screen dalam sinematik Marvel?

Saya juga menemukan beberapa vibe dari Star Wars pada penduduk lokal kuantumania. Lalu tentu saja jalan cerita yang saling tumpeng tindih dengan judul Marvel lainnya berkat Dr.Strange Multiverse. 
Tone film dan warna sih masih tone Dr.Strange Multiverse. Kalau lawaknya hampir mendekati lawakan Guardian Galaxy PG13. Jadi rating umur untuk Ant-Man and The Wasp Quantumania ini masih bisa 13+ dengan pengawasan orang dewasa karena adegan kekerasan atau pertempuran dan kata-kata kasar. 

Penjabaran nilai pribadi dari saya, yaitu:

+ CG Animasi 9/10. Tidak diragukan lagi ya sinematik dari MARVEL yang luar biasa bombastis setiap detiknya. Pengecualian adegan pembuka dan adegan penutup di kota, Ant-Man and The Wasp Quantumania ini penuh CG animasi.
+ Busana 8/10. Suit Ant-man dan Lady Ant merupakan suit yang kece menurut saya. Busana-busana penduduk lokal kuantumania juga beragam. Agak mengingatkan saya pada seri Star Wars dalam artian bagus.
+ Scoring 8/10. Beberapa lagu absurd yang menyenangkan.
+ Aksi 9/10. Drama dan aksinya seimbang, Karena Antman sendiri kekuatannya adalah mengecil dan membesar serta pukulan dan tendangan jadi adegan aksinya seputar itu. Tapi tetap menarik.
+ Plot cerita 8/10. Plor cerita pahlawan super melawan musuh yang ingin berkuasa khas Marvel. Dibalut dengan drama kekeluarga dan komedi khas Marvel.  
+ Karakter 8/10. Karakter cukup tipikal dan terpisah karakter baik dan karakter buruk. Saya suka banyaknya karakter unik dari penduduk lokal kuantumania.
+ Humor 9/10. Kali ini komedinya tidak berlebihan jadi saya memberi nilai tinggi. Cukup membuat tertawa dan tidak terlalu garing.
+ Gore + Seram 7,5/10. Ada darah tapi diambil dengan durasi yang tidak lama dan sudut yang tidak terlalu banyak terlihat. Lebih ke banyaknya adegan tembak-tembakan dan pukul-pukulan berdarah.
+ All over 8,5/10 untuk Ant-Man and The Wasp Quantumania. Segalanya pas buat saya. Karakternya, musiknya, komedinya maupun adegan aksinya. Yah, tidak ada sihir ala Dr.Strange atau kegaulan Spiderman Multiverse. Yang ada adalah Scott Lang dan keluarga pintar yang tertarik dengan kuantumania.

Karakter favorit? Hmm, saya lumayan suka Scott Lan yang diperankan oleh Paul Rudd. Dia cocok sekali menjadi Antman dengan kekonyolan dan kebapak-an. Lalu ayahnya Hope, Dr. Hank Pym juga karakter pria gentleman yang saya sukai. Tapi, tapi untuk karakter favorit di Ant-Man and The Wasp Quantumania adalah para semut itu sendiri! Para semut yang ikut masuk kuantumania jadi lebih kece. Mereka merakit armor dan membetulkan pesawat terbang. Mereka juga gigih dan pekerja keras. Semut kece!

"Make Mistake. Take Change. Because if there's one thing life's taught me, there's always room to grow." - Scott Lan, Antman


#kanareview #hotstar #disneyplus #AntManandTheWaspQuantumania #ulasanfilm #reviewsuperhero #marvel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su