Langsung ke konten utama

Kenapa ATASHI NO HEYA DESU?

Hm hmm hmmm hmmmm,

Kenapa adalah suatu kata yang bagus. Banyak bertanya itu bagus, bukan?... biar tidak sesat dijalan ;B. Dari awal blog ini dibuat, wa sudah memikirkan ingin digunakan sebagai apa blog ini. Sebenarnya blog ini cuma pengganti buku diary saja. Walaupun semasa dulu tidak pernah nulis diary....*lol *plak.


Dulu itu dari pada nulis lebih suka gambar... sekarang gambar agak kurang percaya diri. Salah sendiri sih tidak bisa fokus ke gambar!!!. Wa masih suka dengan gambar mengambar tetapi pekerjaan sekarang banyak berurusan dengan tulis menulis. Tetap berusaha menyatukan dan menikmati kedua hal tersebut sih ;). Dengan judul pembuka ATASHI NO HEYA DESU dalam huruf romawi namun mengunakan bahasa Jepang yang arti bahasa Indonesianya adalah 'kamar saya'. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan memilih judul pembuka tersebut ;D.

1. Kenapa memakai bahasa Jepang?.                                                                                                        
Karena isi dari blog ini akan banyak membahas seputar Jepang yang wa sukai. Walaupun juga akan diisi berbagai hal yang menarik perhatian wa selain yang berbau Jepang.

2. Kenapa ditulis dengan huruf romawi tidak huruf Jepang sekalian?.
Agar tidak hanya wa dan golongan tertentu saja yang bisa baca judul pembuka blog wa tersebut.

3. Kenapa begitu? tidak semua orang akan tahu artinya...
Kalau tidak tahu tinggal tanya wa atau tanya mbah google ;P. Hehehe, biar misterius a.k.a judul yang menarik rasa ingin tahu *plak *gaya.

4. Kenapa ATASHI NO HEYA DESU?
Karena artinya 'kamar saya' *lol *plak. Blog ini adalah blog wa maka wa pakai kata ATASHI. Wa sengaja tidak pakai WATASHI yang lebih umum untuk menunjukkan ciri feminim. Tulisan dan gaya bicara wa memang feminim, walau suka berambut pendek tetap saja wa itu perempuan. ATASHI.
HEYA yang berarti kamar menunjuk pada keberadaan dan kenyamanan. Ada istilah home sweet home. Ini kamar virtual semanis kamar asli. Blog ini akan diisi semua hal yang wa pikirkan, rasakan, maupun pendapat dan argumen.
DESU itu sebenarnya tidak memiliki arti. Namun partikel ini berfungsi untuk memperlihatkan rasa hormat dan kesopanan.
Jadi ATASHI NO HEYA DESU dapat berarti semua hal yang wa tulis merupakan pikiran, perasaan, pendapat dan argumen sendiri. Seperti berada di kamar sendiri, semua hal dilakukan dengan bebas namun tetap dalam konten 'sopan'. Ingin dibentuk dan diapresiasikan seperti apa itu tergantung wa .

Begitulah.... *tutup muka.
Lalu ada kata pengganti saya yaitu 'wa'. 'Wa' itu apa sih?. 'Wa' = saya. Asal mulanya adalah status di FB. Jika wa menulis kata "gw" di status FB bakalan kena keplak sama nyokap ;P. Jadinya "gw" itu dipelintir menjadi 'wa' yang berasal dari kata WATASHI.

saya => "gw"
"gw" => WATASHI
WATASHI => 'wa'

Jadi saya = 'wa'
.... hohoho....begitulah....*plak

Sub judul pembuka blog adalah pemimpi dan tukang bengong profesional. Pemimpi... ya. Dari dulu sampai sekarang dan semoga kedepannya terus menjadi pemimpi. Tanpa mimpi tanpa niat tidak akan ada usaha. Pemimpi... ya.  Pemimpi yang berusaha meraih mimpi. Tukang bengong profesional ini... ya itu. Dari dulu sampai sekarang masih suka bengong untuk berbagai alasan. Bengong untuk main, bengong untuk kerja, bengong untuk istirahat. Sayangnya tidak ada bengong untuk makan... ;P

wa?







Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su