Langsung ke konten utama

Ice Cream Magnum White Almond

Sensasi coklat Belgia,

Itulah yang digemakan oleh Es krim Magnum. Dari coklat belgia dan kreasi macam rasa tersaji berbagai varian rasa es krim Magnum. Hehehe. Ceritanya, kemarin melihat 2 varian baru es krim Magnum. Mumpung awal bulan maka membelilah saya. Butuh tambahan 'mood' juga. ;D


Es krim rasa vanila dilapisi coklat putih dan kacang almond. Hmmm, varian rasa yang menggoda, bukan?. Oke. Mari kita lihat dari bungkusnya yang terkesan 'manis'. Kok manis sih? Habis daripada kacang lebih mengingatkan saya pada madu. Saya akui kalau saya sendiri bukan penggemar bahan makanan jenis kacang-kacangan. Namun mengakui bukan pengemar kacang-kacangan, bukan berarti tidak bisa mencicipi kacang-kacangan tersebutkan. XP

Penampakan es krim Magnum kacang Almond
Ukuran es krim seperti biasa dan berwarna putih alias coklat Belgia putih. Harum khas vanilla. Sekali gigit rasa coklatnya yang manis pakai banget mengoyangkan lidah. Lezat! Pecinta makanan manis pasti suka dengan es krim satu ini. Lapisan coklat putih dan taburan kacang almond membawa sensasi sungai susu dipadang bunga-bunga putih. Kacang almond renyah dan tersebar banyak. Es krim vanilanya juga lumayan manis. Makan es krimnya jangan sendiri-sendiri alias makan lapisan coklat dan es krim vanila jadi satu. Dingin... iya, kayak putri salju *lebai mode on. Makannya juga sambil gaya gitu. Duduk manis ala putri sambil memegang es krim Magnum. Kemudian nikmati sambil mejem-mejem membayangkan bahwa dunia itu "putih dan manis". XP

Salah satu es krim pencipta 'mood' dikala panas menghadang dan pusing karena pekerjaan. Yang pusing, mudah-mudahan jadi 'clear' lagi, ya. Hahaha.

Gula 19 g
IDR 12.000


nb:
mejem-mejem adalah saudara gaulnya kata merem-merem. ;P


Lihat juga ini XD,
http://acesuzaku.blogspot.com/2014/06/pink-promegranate-vs-black-espresso-ala.html






Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su