Langsung ke konten utama

Late Night Ride #horrormovie #kanarankareview

Late Night Ride (2021)

Sinopsis:

Sekelompok influencer media social memutuskan untuk menjelajahi jalan berhantu. Nat sengaja melanggar beberapa tabu dengan harapan menangkap aktivitas paranormal dan akhirnya dihantui. Jie kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil dan putranya Josh tidak berbicara sejak itu. Min adalah seorang sopir sewaan yang bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang untuk tagihan medis ayahnya. Kejadian menyeramkan mulai terjadi ketika dia berada di jalan…

Kesan:

Horor Singapure pertama saya? Kayaknya. 

Late Night Ride adalah movie horror Singapure yang saya tonton di DisneyPlus karena posternya. Sudut diambil dari depan bus yang memperlihatkan supir bus lalu ditengahnya ada penampakan ‘hantu’. Poster yang lugas. Bahasa yang digunakan adalah Singlish. Latar belakangnya juga Singapure.  

Kita bicarakan vibe movie seramnya dulu. Suasananya hampir sama dengan horor Indonesia karena kebudayaan Singapure dan Indonesia hampir sama terutama mengenai adat istiadat bagian keturunan China. Jadi saya merasa tidak asing dengan vibe seramnya ketika menonton Late Night Ride.

Ceritanya cukup seram dengan penampakan nyata yang banyak. Hantu dan kejadian mistisnya ada sepanjang acara dari yang mengagetkan sampai yang menyedihkan. Kok sedih? Karena selain horor, Late Night Ride ini ceritanya juga menonjolkan tema kekeluargaan yang kental. Bisa ditonton siang maupun malam hari karena Late Night Ride dikemas dengan drama dan tradisi kekeluarga Asia yang bagus.

Nilai Late Night Ride bagi saya adalah 7/10 dengan twist yang sungguh diluar dugaan apalagi bagian ayah dan anak. Twist lainnya adalah setiap kejadian ternyata terhubung. Genius dalam bercerita! 



Tiktok: @kanahobbyist

#DisneyPlus #hotstar #latenightride #moviehorror #singapuremovie #singapurehorror #moviereview #kanarankareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su