Langsung ke konten utama

Shadow and Bone s1 #netflix #kanareview

Shadow and Bone s1 (2021)

Episode: 8

Sinopsis:

Di dunia di mana kekuatan gelap telah mengambil alih, seorang pembuat peta muda bernama Alina Starkov secara tidak sengaja menemukan bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengubah nasib perang. Dia adalah satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk memanggil cahaya dan ini akan membuatnya memainkan peran kunci dalam dunia Grisaverse.

Kesan:

Yuhuu, seri Netflix berdasarkan novel fantasi yang saya sukai yaitu Shadow and Bone yang digabung dengan Six of Crows dari penulis yang sama! Benar-benar cerita yang fantastik di novel maupun di seri adaptasi Netflix. Saya sungguh menikmatinya dan merasa puas. Novelnya selera saya banget sih. Adaptasi serinya juga penuh hal fantastik yang saya suka. 

Sewaktu awal-awal diumumkan tentang proyek LA Shadow and Bone ini juga saya senang sekali. Kalau tidak salah tahun itu memang agak kering film fantasi dan aksi yang bagus. Kemudian official mengumumkan jajaran pemeran. Wah, ada Ben Barnes menjadi our Darkling dan Freddy Carter menjadi Kaz Brekker. Lalu jajaran aktor dan aktris baru yang agak membuat khawatir. Bukan karena tampang tapi lebih pada kemampuan mereka dalam memerankan karakter-karakter dari dunia Grisaverse. Tapi kekhawatiran saya tersebut diputuskan oleh seri 8 episode yang epik. Puas 🥳

Oh ya, saya sudah menonton season 1 Shadow and Bone berkali-kali dimulai dari menonton sendiri sampai menonton bersama komunitas buku. Walau review baru dibuat sekarang karena season 2 Shadow and Bone sudah tayang di Netfix. Otw nonton masih dipertengahan. Sama menarik dan bagusnya dengan season 1. Nantikan juga review season 2 nanti ;)

Penjabaran nilai pribadi dari saya, yaitu:

+ CG Sinematografi 9/10. Hal yang membuat kagum dalam seri epik fantasi terutama High Fantasy adalah sinematografi dan CG yang digunakan. Bisa dibilang saya puas dengan CG yang ada dari kedalaman kegelapan kabut Nirlaut yang membelah terror Ravka sampai Rusa mitos yang dicari.

+ Scoring 8/10. Efek suara dan lagunya ajaib seperti ceritanya.
+ Aksi 9/10. Selain kejar-kejaran dengan senjata juga ada pertarungan tangan kosong dan pertarungan para Grisha si ‘tentara kecil’.
+ Plot cerita 8/10. Plot cerita masih pakem dengan novel Shadow and Bone ditambah dengan plot gabungan awalan dari Six of Crow. Beberapa karakter penting belum muncul di s1 tapi cukup dalam plot cerita. 

+ Karakter 8/10. Saya menyukai dunia dari Grisaverse termasuk para karakternya yang unik-unik. Grisaverse punya orang Ravka, orang Fjerda, orang Shu Han maupun para bajingan Kerch.
+ Perkembangan karakter 9/10. Dari awal hingga akhir, kita melihat perkembangan karakter dari Alina dan Darkling. Mal cukup unik posisinya tapi akan lebih banyak berperan pada season selanjutnya. Kru gagak yang 'gelap' cukup menyita hampir semua perhatian ketika muncul. Untungnya dari kubu Grisha ada Nina Zenik dan Zoya yang memainkan peranan besar sehingga karakternya lebih dinamis. 
+ Humor 8/10. Walau mengusung tema yang cukup serius yaitu pertarungan antara beberapa kubu tapi ada humor renyah yang diselipkan dengan tepat. Biasanya selalu muncul diantara kru gagak.

+ Gore 7/10. Ada darah tapi diambil dengan durasi yang tidak lama dan sudut yang tidak terlalu banyak terlihat. Pertarungan Volcra pun cepat dan padat aksi. (1-10, 1 yang paling tidak gore & 10 sangat gore)
+ All over 8,5/10 untuk Shadow and Bones s1 yang magical. Serial adaptasi romansa Young Adult penuh aksi dengan monster dan dunia Grisaverse. Ingin tontonan romansa? Ada. Ingin pertarungan dengan monster? Ada dong. Ingin adu kepintaran antara karakter? Shadow and Bones punya kru kecil itu untuk itu. 

Karakter favorit? Waduh, susah. Para karakter Shadow and Bones memiliki daya tariknya sendiri. Unik dan mudah disukai. Saya cukup punya banyak karakter yang disukai mulai dari Nina Zenik sampai kru gagak. Darkling juga sangat mempesona dengan charming ala-ala Bad Man tampan… ;p

Warning: 16+, nude, diversity, politic issue.


#netflix #shadowandbone #season1 #basedonbook #serialfantasy #grisaverse #kanareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su