Langsung ke konten utama

Till The End of The Moon #kanareview #dracin

Till The End of The Moon (2023)

Episode: 40

Sinopsis:

Seorang kultivator abadi Li Susu ditakdirkan untuk melakukan perjalanan waktu ke 500 tahun yang lalu demi mencegah kematian seorang pangeran mengenaskan. Hal tersebut dilakukan demi menghentikan transformasinya menjadi dewa Iblis yang 500 tahun kemudian akan menghancurkan empat benua dan tiga alam. Akankah Li Susu berhasil dalam misinya? Apakah takdir dunia begitu mudah dirubah?

Kesan:

Tidak begitu cara kerjanya, kawans. Dalam dunia ini dan dunia xiaxia tersebut takdir membutuhkan pengorbanan. Tinggal seberapa besar pengorbanan yang diminta dan seberapa bersedia kalian untuk berkorban. Intinya Till The End of The Moon ini dari awal hingga akhir adalah pengorbanan. Angst plot dengan beberapa episode romantis untuk menarik perhatian penonton baru atau penonton yang tidak membaca novelnya.

Ah, ya. Till The End of The Moon merupakan adapted dari web novel berjudul "Hei Yue Guang Na Wen BE Ju Ben" (黑月光拿稳BE剧本) yang ditulis oleh Teng Luo Wei Zhi (藤萝为枝). Saya belum membaca keseluruhan novel tersebut tapi sudah mendapat spoiler mengenai isi dan berbedaan novel dan seri Till End of The Moon. Cukup terkejut karena perbedaan cukup signifikan pada karakter dan jalan cerita. Jadi jangan berkecil hati jika kalian hanya ingin menonton serinya tanpa membaca novel Hei Yue Guang Na Wen BE Ju Ben.

Atau ingin membaca novelnya sambil menonton seri Till The End of The Moon. Silakan membaca sambil memisahkan 2 media tersebut yaitu media film dan media novel. Sedikit spoiler dari novelnya yaitu novelnya jauh lebih angst dibandingkan seri. Tantai Jin, sang tokoh utama pria jauh lebih kejam dan berhati iblis di novel. Makanya saya bisa bilang Luo Yunxi sebagai aktor yang hebat karena melembutkan karakter Tantai Jin tersebut untuk keperluan media film agar para penonton mengasihi karakter “benih iblis”. Lalu Li Susu juga lebih tersiksa di novel sampai para pembaca ini mempertanyakan ada masalah hidup apa penulisnya hingga karakter Li Susu dibuat sedemikian nelangsa sampai akhir novel. Kemudian karakter Ye Bing Chang di seri memiliki banyak porsi dan merupakan karakter menyebalkan tapi di novel merupakan karakter yang netral dan cuma fokus di bagian Tantai Jin 500 tahun sebelumnya.     

                           
Penjabaran nilai pribadi dari saya, yaitu:

+ CG Sinematografi 9/10. Wah, CG di 2 episode awal dan beberapa episode akhir itu spektakuler untuk standar seri xiaxia. Beberapa CG lainnya juga membuat kagum.
+ Busana 9/10. Peragaan busana deh! Salah satu yang menarik di seri Till The End of The Moon adalah pakaian-pakaian mewah, berwarna-warni dan sesuai karakter. Spektakuler! 
+ Scoring 10/10. OP & Ending song yang berupa animasi itu sungguh memukau. Ditambah dengan scoring Till The End of The Moon yang bagus hingga fyp terus di penggemar dracin Indonesia maupun di douyin.
+ Aksi 8/10. Adegan pertarungan pedang bagus ala xiaxia. Banyak jurus menggunakan CG yang memukau.
+ Plot cerita 8/10. Plot cerita yang membuat kalian ingin terus menonton demi mengetahui apakah Li Susu berhasil dalam misinya. Cerita dibagi menjadi beberapa bagian. Saya paling suka bagian Ming Ye (God of War).

+ Karakter 8/10. Karakter-karakternya sedikit banyak problematik semua. Harus menonton sampai selesai karena dunia xiaxia tyang baik bisa menjadi jahat dan yang jahat bisa menjadi baik. Apalagi tergantung persepsi masing-masing orang mengenai standar karakter baik dan buruk.
+ Humor 7/10. Ada humor walaupun sedikit. Persiapan tisu yang banyak jika hati kalian rapuh.
+ Gore 7/10. Selain darah dan kengerian pertempuran ala dewa, banyak adegan muntah darah juga. Coba dihitung berapa kali para pemeran utama muntah darah dalam seri ini ;p (1-10, 1 yang paling tidak gore & 10 sangat gore)
+ All over 8/10 untuk seri dracin yang saya tunggu karena para pemerannya tersebut. Ini adalah kerja yang kesekian dari aktor Luo Yunxi dan aktris Bailu. Apalagi Bailu memang terkenal sangat akrab dengan partner kerjanya sehingga menghasilkan chemistry yang bagus termasuk dengan Yunxi. Till The End of The Moon memiliki plot cerita yang OK, scoring dan CG yang menajubkan ditambah peragaan busana yang memanjakan mata.

Karakter paling favorit? Mau bilang Ming Ye tapi ada satu dewa yang membuat saya berahli dari si dewa perang. Ji Ze si Dewa Waktu yang jenaka dan mengetahui masa depan ini membuat saya terpesona. Lalu muridnya Pang Yizhi juga imut dan sangat membatu jalannya cerita. Maaf ya, Tantai Jin juga cakep tapi kalau lagi muntah darah *plak.

Karakter favorit versi saya, yaitu:

1. Ji Ze (Dewa Waktu)
2. Ming Ye (Dewa Perang)
3. Pang Yizhi (Murid Ji Ze)
4. Xiao Lin (ML 2)
5. Ye Qingyu ( keluarganya Ye Xiwu)
6. Pian Ran (Siluman Rubah) 
7. Tantai Jin (Baru…pemeran utama…)


#youku #tilltheendofthemoon #dracin #dramachina #xiaxia #luoyunxi #bailu #kanareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su