Langsung ke konten utama

The Blood of Youth #cdrama #kanareview

The Blood of Youth (2022)

Episode: 40

Sinopsis:

Calon pahlawan muda Lei Wujie (Ao Ruipeng) sedang dalam perjalanan ke Kota Xueyue ketika dia tidak sengaja tersesat ke Fallen Snow Villa. Perbuatan heroik pertamanya tidak berjalan sesuai rencana karena dia menghancurkan kepada pemilik Xiao Se (Li Hongyi) atas kerusakan tempatnya. Tidak punya pilihan, Lei Wujie membawa serta Xiao Se untuk membayar hutang di Kota Xueyue. Dalam perjalanan mereka, mereka bertemu Tang Lian (Li Xin Ze) yang merupakan murid dari sekte Tang. Bersama-sama, sekelompok pemuda kemudian pemudi memulai petualangan masa muda mereka.

Kesan:

Seri Wuxia yang spektakuler! Dengan karakter-karakter menarik ala wuxia yang pandai bertarung, penuh keberanian ditambah politik sekte dan kerajaan. Seri Wuxia sendiri adalah drama yang berfokus pada ilmu bela diri yang didapat melalui meditasi, belajar teknik-teknik pedang, tombak dan lain-lain. Dalam wuxia biasanya terdapat elemen seni bela diri seperti Kungfu atau Wushu, petualangan dan kehidupan sehari - hari.

The Blood of Youth merupakan seri wuxia yang asyik ditonton karena ceritanya mengalir dengan beberapa konflik tapi tetap bisa dinikmati dengan santai karena vibe komedi dari beberapa karakter termasuk karakter utama Lei Wujie. Karakter-karakter lain pun tidak kalah menajubkan dan diperankan oleh pemain muda dan pemain kawakan sehingga menghasilkan seri berkualitas. 

Penjabaran nilai pribadi dari saya, yaitu:

+ CG Animasi 9/10. Bukan CG terbaik dari seluruh seri wuxia tapi memiliki beberapa adegan menajubkan seperti pertarungan antar pedang yang terbang-terbang, efek kelopak bunga sebagai senjata, animasi personal avatar dan lainnya. Indah dan menajubkan.
+ Scoring 9. Musik dan lagunya benar-benar asyik. List musik bisa di lihat di https://wiki.d-addicts.com/The_Blood_of_Youth_OST
+ Aksi 10/10. Dari episode 1 – 40 penuh dengan adegan aksi. Beberapa ringan, beberapa menajubkan dan beberapa merupakan adegan terbaik maupun menyentuh.
+ Plot cerita 9/10. Plot cerita awalnya sederhana dimulai dari Lei Wujie bertemu dengan Xiao Se tapi cerita mulai bercabang dengan banyak karakter bermunculan menambah plot di sana- sini. Episode1-20 memiliki plot yang cepat sedangkan 21-40 memiliki plot yang lambat.
+ Karakter 10/10. Karakter versi seri mirip seperti donghua (animasi) jadi saya sangat mengapresiasinya. Bisa dibilang bucin dengan banyak karakter. ;p

+ Humor 9/10. Salah satu yang saya suka dari The Blood of Youth adalah adegan aksinya yang ciamik dan humornya yang santai. Tidak perlu sindir menyindir untuk membuat saya tertawa. Cukup kejadian kecil sehari-hari dengan para karakter yang loveable. 
+ Gore 7/10. Ada darah tapi diambil dengan durasi yang tidak lama dan sudut yang mendukung plot cerita. (1-10, 1 yang paling tidak gore & 10 sangat gore)
+ All over 9/10 untuk The Blood of Youth! Cerita dan aksi yang saya suka dengan karakter-karakter yang menarik diperankan oleh para pemain yang kece. OTW masuk list baca novelnya juga.

Saya pusing jadinya dengan para karakter dan para pemerannya. Saya bucin sama mereka. Ah, ganteng banget sih Liu Xue Yi yang jadi Wu Xin. Botak sih tapi ganteng dan menggoda <3. Putra mahkota kita alias pangeran ke-6 yaitu Xiao Se punya kesabaran setipis tisu seperti aktornya Li Hongyi, hahaha. Ao Ruipeng seberisik dan semuda karakternya Lei Wujie. Lin Bo Yang menarik dan cantik sebagai nona muda kota Xueyue, Sikong Qian Luo. Kakak tertua Tang Lian diperankan dengan epik oleh Lin Xinze. Kakak… saya padamu (T0T)/. Fan Jin Wei yang muda dan cute kali ini mendapat peran sebagai pangeran kedua yang buta, pangeran Bai. Dan banyak lagi nama-nama pemeran kawakan yang sering saya lihat di cdrama. Semua… saya suka dan bucin!


#youku #thebloodofyouth #chinaseries #wuxia #actionseries #lihongyi #liuxueyi #aoruipeng #kanareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su