Langsung ke konten utama

The Closet #drakor #moviehorror #kanareview

The Closet (2019)

Sinopsis:

Sejak Sang-won dan putri kecilnya Yina pindah ke rumah baru mereka, kerap kali terdengar suara mengerikan dari dalam sebuah lemari. Suatu saat Yina menghilang tanpa jejak lalu muncullah Kyung-Hoon yang mengatakan bahwa lenyapnya Ina ada hubungannya dengan misteri mencekam di balik lemari.

Kesan:

Ter-Namgil-Namgil lagi nih. Jadi kemarin saya menonton drakor The Fiery Priest baru sampai episode 4 dari 20 episode tamat. Masih panjang perjalanannya, ya. Lalu selingkuh dulu ke movie The Closet yang sudah ada di IQIYI diperankan juga oleh Kim Nam Gil. Walau Kim Nam Gil bukan pemeran utama tapi pemeran utama ketiga. 

Pemeran utama The Closet adalah Woo Hajung yang berperan sebagai ayah yang sibuk bernama Sang Won. Pemeran utama kedua diperankan oleh gadis cilik Heo Yool yang menajdi Yina. Nah, om Namgil kita tercinta menjadi seorang cenayang sekaligus konsultan tentang hantu. Cie, om Namgil di sini ada saat konyol dan saat serius ditambah laga pertarungannya seperkian menit. Pokoknya kece berat sampai mencuri perhatian banget. Padahal kemunculannya tidak sebanyak om Woo Hajung dan Heo Yoo yang berinteraksi dengan sosok menakutkan.

Jalan cerita di awal cukup membuat ketar-ketir karena sinematik “The Closet” yang membangun suasana seram. Akhirnya pun mengejutkan karena twist yang tidak tertebak. Sosok menakutkannya juga cukup sering muncul jadi tidak disarankan untuk menonton malam hari jika hatimu rapuh. 

7/10 untuk movie The Closet yang diluar dugaan bagus, menghibur serta memiliki pesan mendalam. Dalam waktu 97 menit, kita disuguhkan tentang hubungan ayah dan anak yang tidak mudah dan menyakitkan. Hubungan yang bisa diperbaikin jika komunikasi berjalan dengan baik walau tidak mudah. 

“While we try to teach our children all about life, our children teach us what life is all about.” – Angela Schwindt  


#iqiyi #thecloset #woohajung #kimnamgil #kdrama #hororkorea #moviereview #kanareview

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi (The 5th Wave, #2) by Rick Yancey

The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi by Rick Yancey My rating: 4 of 5 stars Sinopsis: Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi? Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka. Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia. Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.  ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ The Infinite Sea - Lautan Tak Bertepi merupakan buku kedua (#2) dari seri The 5th Wave/Gelombang 5. Sudah diterbitkan 3 novel lengkap oleh Gramedia Pustaka. Kemudian  The 5th Wave - Gelombang 5  telah diadaptasi ke layar bioskop dengan judul yang sa

Bishounen VS Ikemen

Dear Para Bishounen dan Ikemen, Sebenarnya lagi senang nonton dorama sih. Jadi kebawa-bawa dah istilah bishounen dan ikemennya. Lalu setelah itu wa mulai bertanya ada atau tidak perbedaan makna bishounen dan ikemen, atau sama saja pengunaan kedua kata tersebut?. Sebagai dasar atau bayangan awal, keduanya adalah istilah jepang untuk menunjukkan pemuda cantik. Hayo, pemuda cantik yang seperti apa?. Wa jadi berdebar-debar sendiri nih... *LOL XD 1) (*o*)q Oke, pertama kita mulai dari asal katanya menurut wikipedia jepang. Namun, karena isi wikipedia sendiri dapat "diciptakan" oleh penggunanya dimana setiap orang dapat berkontribusi dalam penulisan dan mengubah suatu artikel berarti wikipedia bukan bahan referensi yang valid seperti buku dan lain sebagainya. Tetapi wikipedia merupakan sumber referensi yang patut diperhitungkan. Penggunaan wikipedia jepang yang ditulis oleh orang jepang memberikan kita sudut pandang dari orang jepang. Oleh karena itu, mari kita telusuri arti

The Mortal Instruments: City of Bones (Movie)

*Film adaptasi (2013) dari novel karya Cassandra Clare. Wa merasa 'ngeh' waktu melihat poster Mortal Instruments City of Bones pertama kali di tahun 2013. Wah, adaptasi dari novel nih. Lalu ingatan yang muncul selanjutnya adalah nama Jace! Padahal wa lumayan geregetan sama Jace yang sombong itu alias bukan karakter favorit ;'D. Kemudian keingat 3 novelnya yang wa baca dari pinjaman teman beberapa tahun lalu. Terakhir menetapkan hati untuk menonton filmnya di bioskop. Ternyata rencana cuma rencana karena sibuk, film The Mortal Instruments: City of Bones lewat tanpa wa tonton... Di awal bulan tahun 2015 ini, akhirnya wa nonton film The Mortal Instruments: City of Bones juga. Dari posternya sih wa tidak ekspektasi berlebihan mengenai adaptasi novel yang benar-benar 'wow' seperti film Hunger Games yang memang memuaskan pembaca novelnya. Secara plot cerita tidak ada masalah bagi wa. Lupa-lupa ingat juga cerita novelnya *plak ;P. Kalau visualnya dapetlah, wa su